Copywriting email adalah seni menulis pesan yang bikin orang langsung klik. Kalau kamu jago ngatur kata-kata, CTR email bisa melonjak drastis. Tapi nggak semua orang paham triknya—banyak yang masih pakai template kaku atau kalimat terlalu formal. Padahal kuncinya sederhana: bikin pembaca merasa email ini khusus untuk mereka. Dari judul yang menggoda sampai CTA yang nggak bisa ditolak, setiap elemen harus dirancang dengan sengaja. Artikel ini bakal bocorin rahasia copywriting email yang benar-benar bekerja, plus contoh nyata yang bisa kamu tiru besok juga. Siap tingkatkan respons emailmu?
Baca Juga: Strategi Copywriting Persuasif untuk Konten Iklan
Apa Itu Copywriting Email yang Efektif
Copywriting email yang efektif itu kayak obrolan personal—bukan sekadar promosi. Intinya, kamu bikin pembaca merasa email ini khusus untuk mereka, bukan spam generik. Menurut HubSpot, email yang bagus itu punya 3 ciri: relevan, bernilai, dan punya tujuan jelas.
Pertama, relevansi. Email harus nyambung sama kebutuhan atau minat penerima. Misal, kamu kirim promo skincare ke orang yang baru browsing serum vitamin C—itu relevan. Kedua, nilai. Apa yang pembaca dapetin? Diskon? Tips eksklusif? Solusi masalah mereka? Tanpa nilai, email cuma jadi sampah digital.
Terakhir, tujuan jelas. Mau mereka klik? Daftar? Beli? Jangan bikin pembaca bingung harus ngapain. CTA (Call-to-Action) harus spesifik kayak "Klaim diskon 30% sekarang—kuota terbatas!".
Struktur juga penting:
- Subject line yang bikin penasaran (tapi jangan clickbait).
- Pembuka yang langsung nyentil, misal "Masih pakai cara lama untuk [masalah mereka]?".
- Isi yang singkat dan fokus pada benefit, bukan fitur.
- CTA yang impossible to ignore.
Contoh buruk? "Info penting dari tim kami". Boring. Contoh bagus? "Masih ngerasa landing page-mu sepi? Ini solusinya." Langsung nyasar ke pain point.
Kuncinya: selalu uji. A/B test subject line, jam kirim, atau format email. Tools kayak Mailchimp bisa bantu lacak mana yang kerja. Ingat, copywriting email efektif itu bukan seni—tapi sains yang bisa diukur.
Baca Juga: Cara Maksimalkan Riset Kata Kunci untuk Iklan Baris
Rahasia Meningkatkan CTR Email
Meningkatkan CTR email itu bukan soal keberuntungan—ada formula yang bisa kamu tiru. Berdasarkan data Campaign Monitor, email dengan personalisasi di subject line bisa naikin CTR sampai 26%. Gimana caranya?
1. Subject Line yang Ngomongin "Mereka" Jangan cuma "Diskon 50%!", tapi "Diskon 50% khusus untuk kamu, [Nama]". Lebih personal = lebih mungkin diklik. Tools seperti Phrasee bisa bantu generate subject line berbasis AI yang terbukti efektif.
2. Preheader sebagai Senjata Rahasia Preheader itu teks kecil yang muncul setelah subject line. Isi dengan lanjutan cerita dari judul, misal: "Subject: Masih pakai strategi lama? → Preheader: Ini cara baru yang bikin conversion melonjak 300%".
3. CTA yang Impossible to Ignore Jangan pakai "Klik di sini" yang generik. Buat spesifik dan urgent: "Ambil spot terakhir sebelum harga naik besok!". Letakkan CTA di dua tempat: tengah email (untuk pembaca skimmer) dan akhir (untuk yang baca sampai habis).
4. Mobile-Friendly itu Wajib 57% email dibuka via mobile (Litmus). Pastikan font besar cukup, tombol CTA gampang di-tap, dan gambar nggak kepotong.
5. Social Proof sebagai Pemicu Klik Sisipkan testimoni atau statistik kayak "1.200+ marketer sudah pakai metode ini—rata-rata CTR naik 40% dalam 2 minggu". Otak manusia terprogram untuk ikut kerumunan.
6. Timing itu Segalanya Kirim di jam aktif penerima—biasanya Selasa-Jumat jam 10-11 pagi atau 8-9 malam (tergantung niche). Tapi selalu tes sendiri, karena audiensmu bisa beda.
Contoh nyata: Sebuah e-commerce skincare naikin CTR 34% cuma dengan ganti CTA dari "Belanja Sekarang" jadi "Lanjutkan ke pembayaran—stok hampir habis!".
Ingat, rahasia sebenarnya cuma satu: bikin email terasa seperti solusi, bukan sales pitch.
Baca Juga: GDPR dan Privasi Data Pelanggan di Email Marketing
Struktur Email yang Menarik Perhatian
Struktur email yang bener itu kayak alur cerita film—ada hook, konflik, dan solusi. Menurut Really Good Emails, format ini terbukti bikin orang scroll sampai bawah:
1. Headline yang Memukul Baris pertama harus kayak pukulan di perut. Contoh: "Masih kehilangan 70% leads di funnel?" Bandingkan dengan: "Tips meningkatkan konversi" Manakah yang bikin kamu penasaran?
2. Pembuka yang Personal Gunakan "Kamu" bukan "Kami". Data dari Boomerang menunjukkan email pakai kata "kamu" 2-3x lebih sering dibuka. Contoh: "Kamu udah coba semua cara, tapi traffic masih datar…"
3. Body yang Scannable
- Paragraf pendek (max 2 kalimat)
- Bold kata kunci penting
- Bullet points untuk list
- Spasi yang lega Nggak ada yang baca email berderet kayak skripsi.
4. Visual yang Strategic Satu gambar bernilai lebih dari 100 kata—tapi jangan random. Gunakan:
- Screenshot testimoni
- GIF tutorial singkat
- Infografis data
5. CTA Berlapis Taruh dua CTA:
- CTA pertama (soft): "Pelajari caranya →"
- CTA akhir (hard): "Mulai sekarang – Kuota terbatas!"
6. PS yang Bikin Penasaran PS sering jadi bagian paling dibaca. Kasih bonus: "PS: Ada 3 template gratis buat kamu di halaman 2"
Contoh struktur dari Grammarly:
- Subject: "Masih ngeragukan grammar-mu?"
- Pembuka: "5 kesalahan ini bikin klien ilfeel…"
- Body: Daftar kesalahan + solusi singkat
- CTA: "Cek skor grammar kamu sekarang"
- PS: "Premium members dapat fitur baru!"
Struktur ini bekerja karena mirip obrolan—bukan monolog sales. Rule of thumb: kalau emailmu bisa dibaca sambil nyeruput kopi, artinya kamu berhasil.
Baca Juga: Disrupsi Teknologi dan Inovasi Bisnis Digital
Kata Kunci yang Memicu Klik
Kata kunci di email itu kayak umpan—pilih yang salah, audiens kabur. Data dari OptinMonster nyebutin 47% penerima email buka pesan cuma karena tertarik sama kata di subject line. Berikut kata-kata yang terbukti memicu klik:
1. Kata Eksklusivitas
- "Hanya untuk kamu"
- "Eksklusif"
- "Anggota terbatas" Otak manusia langsung ngacung kalo dengar sesuatu yang nggak semua orang bisa dapetin.
2. Kata yang Bikin Penasaran
- "Rahasia"
- "Terungkap"
- "Yang belum pernah dibocorkan" Contoh efektif: "Rahasia copywriter bayaran $10k/bulan—baca sebelum dihapus!"
3. Kata Solusi Instan
- "Cepat"
- "Instan"
- "Dalam 3 menit" Studi Unbounce menunjukkan kata "instan" naikin CTR 12% dibanding versi generic.
4. Kata yang Nyentuh Rasa Sakit
- "Masih frustasi dengan…"
- "Jangan ulangi kesalahan ini"
- "Masalah yang sering diabaikan"
5. Kata yang Bikin Takut Ketinggalan
- "Terakhir"
- "Hari ini saja"
- "Kuota hampir habis" Tapi jangan boong—audiens bakal tau kalo ini tipuan.
Kata yang Harus Dihindari
- "Gratis" (banyak spam filter blokir ini)
- "Pinjam dulu 5 menit" (terkesan desperate)
- "Penting" (terlalu umum)
Contoh kombinasi jitu dari ConvertKit: "Template email ini bikin aku dapat 80% reply rate—mau kopi?"
Pro tip: Tes 2-3 variasi kata kunci pake A/B test. Kata "Diskon" mungkin kerja di e-commerce, tapi "Harga spesial" lebih efektif di B2B. Ingat, kata kunci terbaik selalu yang match sama bahasa target audiensmu—bukan kata-kata fancy yang kamu suka.
Baca Juga: Pengaruh Layanan Pelanggan dan Penanganan Komplain
Analisis CTR untuk Optimasi
Analisis CTR itu kayak baca rapor—angkanya kasih tau mana yang perlu diperbaiki. Mailchimp bilang rata-rata CTR email global cuma 2.6%, tapi dengan optimasi bisa tembus 10%. Gimana cara baca datanya?
1. Bandingkan dengan Benchmark Industri
- E-commerce: CTR 3-5%
- B2B: 2-3%
- Media: 1-2% Kalau CTR-mu di bawah standar niche, ada yang salah di copy atau targeting.
2. Potong Data Segmentasi Jangan cuma liat rata-rata. Pecah jadi:
- Jenis kelamin (CTR pria vs wanita)
- Usia (Gen Z vs Boomer)
- Device (Mobile vs Desktop) Contoh: Email beauty mungkin CTR tinggi di wanita 25-34 via mobile, tapi rendah di grup lain.
3. Analisis Waktu Klik
- 23% klik terjadi dalam 1 jam pertama (GetResponse)
- Klik setelah 24 jam? Mungkin audiens baru buka email pas istirahat kerja.
4. Track Micro-CTR
- CTR tombol vs teks link
- CTR di bagian tertentu (contoh: CTA pertama vs CTA akhir) Tools seperti Hotjar bisa kasih heatmap klik di email.
5. Korelasi dengan Metric Lain
- Open rate tinggi tapi CTR rendah? Subject line oke, tapi isi email gagal.
- CTR tinggi tapi konversi rendah? Mungkin CTA misleading.
Contoh Nyata Sebuah startup SaaS nemuin:
- Email dengan video thumbnail: CTR 8.7%
- Email tanpa video: CTR 4.2% Ternyata audiens mereka lebih responsif sama visual gerak.
Actionable Tip Bikin spreadsheet tracking:
Variabel | CTR | Waktu Klik | Segment |
---|---|---|---|
Subject A | 5% | 10AM | Wanita 30+ |
Subject B | 3% | 8PM | Pria 25-29 |
CTR bukan cuma angka—tapi cerita tentang perilaku audiens. Yang penting: tes, ukur, ulangi.
Baca Juga: Meta Tag Efektif dan Optimasi Snippet Google
Contoh Copywriting Email Sukses
Berikut contoh nyata copywriting email yang bikin CTR meledak, lengkap dengan analisis kenapa mereka bekerja:
1. Airbnb: "Pesan sebelum kehabisan!" (CTR 12.4% – Sumber)
- Subject line: Personalisasi lokasi ("Apartemen di Bali ini 90% booked!")
- Isi: Tampilkan foto properti + countdown timer
- CTA: "Klaim kamar terakhir" (urgency visual)
2. Grammarly: "Writing score turun?" (CTR 9.8% – Sumber)
- Subject line: Provokasi rasa takut ("Kesalahan grammar ini merusak kredibilitasmu")
- Body: Kasih contoh kesalahan spesifik di industry penerima
- CTA: "Perbaiki sekarang" + progress bar completeness profile
3. Duolingo: "Ular ini lapar—isi dayamu!" (CTR 15.2% – Sumber)
- Gimmick: Karakter maskot (Duo si burung hantu) yang "mengancam"
- Copy: "Kami tahu kamu sibuk. Cuma 5 menit kok!"
- CTA: "Kasih makan Duo" (gamifikasi)
4. Shopify: "Dropshipper sukses bagi rahasia" (CTR 11.3% – Sumber)
- Formula: Storytelling ("Dari gagal 3x sampai 10k/month")
- Social proof: Screenshot penghasilan aktual
- CTA: "Mulai uji coba gratis" tanpa kartu kredit
5. Headspace: "Hadiah buat otakmu" (CTR 8.7% – Sumber)
- Visual: GIF meditasi 3 detik
- Copy: "Kamu udah kerja keras. Sekarang istirahat 2 menit?"
- CTA: "Putar panduan singkat"
Pola yang Berulang:
- Personalisasi bukan cuma nama, tapi konteks
- Urgency diciptakan, bukan dipaksakan
- CTA spesifik dan mudah (1 klik langsung action)
Tip: Curi ide dari Really Good Emails, tapi selalu adaptasi ke suara brandmu. Email terbaik itu yang terasa kayak temen ngobrol—bukan robot sales.
Baca Juga: Rahasia SEO On-Page untuk Naikkan Ranking
Kesalahan Umum dalam Copywriting Email
Kesalahan copywriting email itu kayak lubang di kapal—kecil tapi bikin tenggelam perlahan. Berdasarkan analisis AWeber, 83% email gagal karena kesalahan dasar ini:
1. Subject Line yang Egois Contoh buruk: "Perusahaan kami dapat penghargaan!" Masalah: Fokus ke "kami" bukan "kamu". Perbaikan: "Ini yang bisa kamu manfaatkan dari penghargaan kami"
2. Isi Terlalu Panjang Email bukan tempat ceramah. Data Boomerang menunjukkan email 50-125 kata punya response rate tertinggi (27%).
3. CTA yang Kabur Kesalahan: "Klik di sini untuk info lebih lanjut" Masalah: "Info lebih lanjut" itu abstrak. Solusi: "Download template email high-conversion di sini"
4. Tidak Ada Urgency Email tanpa deadline = ditunda selamanya. Contoh gagal: "Promo tersedia setiap saat" Versi bertenaga: "Diskon 40% hanya sampai Jumat—stok terbatas!"
5. Mengabaikan Preheader Preheader kosong = ruang terbuang. Salah: "Terima kasih telah berlangganan" Benar: "Scroll untuk bocoran giveaway bulan ini!"
6. Salah Segmentasi Kirim promo skincare ke audiens B2B? Langsung masuk spam. Tools seperti Mailchimp bisa bantu grouping berdasarkan perilaku.
7. Overdesign Email penuh gambar? Banyak client email (seperti Gmail) block gambar default. Pastikan pesan tetap bisa dimengerti tanpa gambar.
Contoh Nyata Gagal Sebuah startup kirim email dengan:
- Subject: "Update terbaru dari tim"
- Isi: 5 paragraf tentang fitur baru
- CTA: "Pelajari lebih lanjut" Hasil? CTR 0.8%.
Kesalahan Paling Fatal Nggak pernah A/B test. Padahal perubahan kecil kayak:
- Warna tombol (merah vs hijau)
- Posisi CTA (atas vs bawah) Bisa ubah CTR drastis.
Rule of thumb: Kalau emailmu mirip dengan 90% email lain di inbox, itu pertanda buruk. Stand out atau prepare to be ignored.

Copywriting email yang bener bisa jadi senjata rahasia naikin CTR email. Ingat, yang penting bukan cuma apa yang kamu tulis, tapi bagaimana audiens baca dan rasakan. Dari subject line yang bikin penasaran sampe CTA yang impossible to ignore, setiap elemen harus kerja sama. Jangan lupa terus tes dan analisis—karena data nggak bohong. CTR tinggi itu hasil kombinasi relevansi, urgency, dan personalisasi. Sekarang tinggal action: ambil 1 strategi dari artikel ini, terapin besok, dan liat perbedaannya. Hasilnya? Bukan cuma angka CTR yang naik, tapi juga konversi yang lebih bermakna.