Membawa kamera saat traveling bisa jadi tantangan, apalagi kalau kamu ingin tetap praktis tanpa mengorbankan kualitas foto. Tips membawa kamera saat traveling yang tepat akan membantu melindungi peralatanmu sekaligus memudahkan akses saat memotret. Mulai dari memilih tas yang nyaman, mengatur perlengkapan dengan efisien, hingga memastikan keamanan kamera dari goncangan atau cuaca ekstrem. Sebagai travel photographer, aku sering menghadapi situasi di mana perencanaan packing menentukan kelancaran trip. Simak cara membawa kamera dengan aman tanpa ribet, plus rekomendasi tas terbaik untuk perjalanan jauh maupun pendek.
Baca Juga: Meta Tag Efektif dan Optimasi Snippet Google
Pilih Kamera yang Sesuai Kebutuhan Perjalanan
Memilih kamera untuk traveling itu seperti memilih pasangan jalan-jalan—harus cocok dengan gaya dan kebutuhanmu. Kalau sering backpacking, bawa DSLR besar bisa bikin pegal, sedangkan kamera saku mungkin kurang memuaskan untuk bidikan profesional. Mirrorless seperti Sony A7 IV jadi favorit travel photographer karena ringkas tapi kualitasnya setara DSLR. Buat yang suka petualangan ekstrem, action cam GoPro tahan air dan guncangan lebih praktis.
Pertimbangkan juga jenis perjalananmu. City trip? Kamera dengan autofokus cepat seperti Fujifilm X-T5 cocok untuk bidikan street photography. Kalau lebih sering ke alam, cari yang tahan cuaca seperti OM System OM-1 untuk hadapi hujan atau debu. Jangan lupa soal lensa—wide-angle (contoh: 16-35mm) wajib buat landscape, sedangkan zoom 70-200mm berguna untuk wildlife.
Battery life juga krusial. Beberapa kamera seperti Canon R5 bisa pakai power bank, solusi cerdas kalau sering full-day shooting. Bonus tip: cek berat kamera + lensa sebelum beli. Kamera 1kg terasa ringan di toko, tapi setelah 8 jam dibawa, bisa bikin bahu remuk. Intinya, sesuaikan dengan budget dan seberapa sering kamu mau repot bawa gear!
Baca Juga: Rekomendasi Kamera Mirrorless Terbaik untuk Fotografi
Tips Packing Kamera Aman dan Efisien
Packing kamera untuk traveling itu butuh strategi—asal asal masuk tas, risiko kerusakan atau kehilangan bagian kecil makin besar. Pertama, selalu bawa kamera di carry-on kalau naik pesawat. Menurut TSA, peralatan elektronik berharga sebaiknya tidak masuk bagasi utama. Gunakan insert berbusa seperti Peak Design atau pouch neoprene untuk bungkus body dan lensa, minimalisir benturan.
Atur perlengkapan secara modular: simpan lensa di satu kompartemen, baterai dan memory card di tempat terpisah. Kantung kedap air (seperti ini) wajib buat trip ke pantai atau hiking basah. Saya selalu bantu 2-3 silica gel di tas kamera untuk cegah jamur—terutama di destinasi lembap seperti hutan atau tepi danau.
Prioritaskan akses cepat: taruh kamera di bagian tas yang mudah dibuka, tapi pastikan tertutup rapat. Kalau pakai backpack, pilih yang bukaan samping seperti Wandrd PRVKE. Jangan lupa multi-tool kecil untuk sekrup longgar atau ganti strap. Terakhir, bawa cleaning kit portabel—kuas dan microfiber LensPen lebih efisien daripada tisu biasa.
Bonus tip: foto semua peralatan sebelum packing. Kalau ada yang hilang atau rusak di perjalanan, ini bukti untuk klaim asuransi atau bandara.
Baca Juga: Pilih Kamera Pengawas Outdoor Murah untuk Keamanan Rumah
Tas Kamera Terbaik untuk Traveling
Memilih tas kamera untuk traveling itu ibarat cari rumah kedua buat gear—harus aman, nyaman, dan gak bikin ribet. Buat yang suka mobilitas tinggi, Peak Design Everyday Backpack punya kompartemen modular yang bisa diatur sesuai ukuran lensa, plus bahan anti-air dasar. Kalau sering naik motor atau hiking, Lowepro ProTactic lebih tahan banting dengan strap tambahan untuk stabilisasi.
Buat perjalanan udara, tas convertible seperti Wandrd PRVKE bisa dipakai sebagai backpack atau sling—fitur hidden passport pocket-nya sangat berguna di bandara. Prefer style minimalis? Billingham Hadley Pro dari bahan wax canvas tahan hujan, cocok buat city trip yang butuh kesan profesional.
Jangan lupa cek fitur keamanan: tas dengan anti-theft zipper (contoh: Pacsafe V25) wajib kalau sering ke tempat ramai. Saya pribadi selalu pilih yang ada quick-access untuk kamera—model Think Tank Retrospective buka tutupnya senyap, ideal buat street photography.
Ukuran tas juga krusial. Cukup untuk 1 body + 2-3 lensa, charger, dan tripod kecil. Overpacking bikin berat dan kurang fleksibel. Pro tip: cari yang punya external carry straps buat tempelkan jaket atau botol air, hemat space!
Baca Juga: CCTV Parkir Tingkatkan Keamanan Kendaraan
Perlindungan Tambahan untuk Kamera Saat Bepergian
Gear kamera itu investasi, jadi perlindungan ekstra wajib hukumnya saat traveling. Pertama, rain cover murah seperti OP/TECH Rainsleeve bisa nyelamatkan kamera dari hujan dadakan—saya selalu siapin 2-3 di pouch. Buat trip ekstrem ke gurun atau salju, weather-sealed kamera saja tidak cukup; tambahkan silica gel packs di tas untuk cegah kondensasi.
Lens hood sering diremehkan, padahal selain ngurangi flare, juga jadi tameng pertama kalau lensa terbentur. Kalau bawa drone atau gimbal, hard case seperti Pelican 1510 worth it untuk proteksi maksimal. Jangan lupa asuransi peralatan—perusahaan seperti Photoguard khusus cover kerusakan atau kehilangan saat traveling.
Saya selalu bungkus kamera dengan bubble wrap atau shockproof sleeve Tenba kalau masuk koper. Untuk tripod, gunakan tripod bag berlapis busa—kaki karbon bisa retak kalau terbentur kasar di bagasi.
Bonus tip: labeli semua gear dengan info kontak (saya pakai QR code sticker dari StuffBak). Kalau ada yang ketinggal, peluang balik lebih besar. Dan ya, backup files tiap hari ke cloud atau portable SSD seperti Samsung T7 itu wajib!
Baca Juga: Fungsi CCTV di Sekolah dan Asrama Siswa
Aksesoris Penting untuk Fotografi Perjalanan
Jangan sampai kejeblok trip cuma karena lupa bawa accessories yang sepele. Power bank wajib hukumnya—cari yang high-capacity seperti Anker PowerCore 26800mAh buat charge kamera mirrorless on-the-go. Bawa juga multi-port USB charger biar bisa isi daya kamera, hp, dan drone sekaligus.
Memory card ekstra itu penyelamat. Saya selalu siapin 2-3 kartu high-speed SanDisk Extreme Pro yang tahan air dan panas. Card reader dual slot (USB-C + Lightning) kayak Lexar Workflow mempercepat transfer file ke hp buat posting sosial media.
Jangan remehkan mini tripod seperti Joby GorillaPod—bisa dipasang di ranting atau pagar buat long exposure atau selfie grup. Polarizing filter (contoh: Hoya HD) wajib buat motret di siang bolong biar warna langit dan daun lebih hidup.
Saya juga selalu bawa:
- Lens pen VSGO buat bersihin debu tanpa gores lensa
- Zip ties dan duct tape mini—solusi darurat buat perbaiki strap atau tutup kompartemen yang rusak
- RFID pouch buat simpan kartu memori cadangan, aman dari data corruption
Bonus: collapsible reflector 5-in-1 ukuran kecil buat portrait dadakan. Gak makan tempat, tapi hasilnya profesional!
Baca Juga: Pesona Tanjung Lesung Destinasi Pantai Idaman
Cara Merawat Kamera Selama di Perjalanan
Merawat kamera di perjalanan itu kuncinya konsistensi—sedikit effort setiap hari bisa bikin gear awet bertahun-tahun. Pertama, bersihkan kamera tiap selesai shooting pakai blower kecil seperti Giottos Rocket Air dan kuas lembut. Debu pasir atau garam pantai bisa nyangkut di tombol dan merusak sirkuit kalau dibiarkan.
Kalau kehujanan atau kena ombak, segera lap body kamera dengan microfiber LensPen dan buka battery compartment biar kering alami—jangan pernah pakai hair dryer! Untuk lensa berembun, simpan di tempat kering dengan silica gel atau rice bag darurat.
Sensor cleaning itu tricky di lapangan. Saya pakai VSGO Sensor Cleaner Kit hanya kalau benar-benar perlu, dan selalu di tempat tertutup untuk hindari debu baru. Lebih aman bawa ke service center kalau kotoran membandel.
Jangan lupa maintenance baterai:
- Jangan biarkan kosong total—isi ulang saat mencapai 20%
- Lepas dari kamera kalau tidak dipakai >1 minggu
- Hindari suhu ekstrem (simpan dekat badan kalau di gunung/salju)
Pro tip: catat jadwal shutter count pakai CameraShutterCount.com. Kalau sudah mendekati batas maksimal (misal: 150.000 untuk DSLR entry-level), siapkan budget servis.
Terakhir, selalu simpan kamera dalam posisi lensa menghadap ke bawah—cegah debu masuk ke dalam mirror atau sensor saat ganti lensa!
Baca Juga: Cara Mengatur Privasi Media Sosial Hindari Doxxing
Tips Memotret dengan Nyaman Saat Traveling
Fotografi travel itu soal menangkap momen, tapi kalau settingan kamera ribet atau badan pegal, bisa-bisa kehilangan bidikan keren. Pertama, atur kamera quick settings sebelum berangkat—saya selalu buat preset custom mode untuk landscape (aperture f/8-11), street (shutter 1/500), dan low light (ISO auto max 6400) di Sony A7IV.
Pakai strap yang nyaman seperti Peak Design Slide yang bisa diadjust cepat dari sling ke neck strap. Kalau bawa banyak gear, harness system SpiderLight lebih ergonomis daripada tas biasa.
Cari angle unik tanpa harus jungkir balik:
- Manfaatkan articulating screen untuk bidikan rendah/tanpa harus tiarap
- Tempelkan kamera ke dinding/pohon pakai Pedco UltraClamp kalau nggak bawa tripod
- Gunakan burst mode saat motret objek bergerak (pelari, burung)
Atur waktu shooting biar nggak ganggu itinerary: golden hour memang bagus, tapi jangan paksa kalau lokasinya jauh. Sering-sering istirahat—kaki pegel bikin komposisi jadi asal jepret.
Bonus: Aktifkan geotagging via SnapBridge (Nikon) atau Canon Camera Connect biar foto otomatis tercatat lokasinya. Gak perlu lagi bingung "Ini foto di mana ya?" pas balik dari trip!

Travel photography bakal lebih menyenangkan kalau kamu mempersiapkan gear dengan tepat. Mulai dari memilih kamera yang sesuai, packing secara efisien, hingga memakai tas kamera terbaik untuk perjalanan yang nyaman dan aman. Perlindungan ekstra, aksesoris pendukung, dan perawatan rutin juga kunci agar kamera tetap awet meski dipakai di berbagai kondisi. Yang terpenting, jangan sampai terlalu sibuk mengatur peralatan sampai lupa menikmati perjalanan. Cari keseimbangan antara kesiapan teknis dan fleksibilitas—karena foto terbaik sering muncul justru saat kamu rileks dan siap menangkap momen!